REGIONAL CULTURE

Budaya Dayak Mulai Ditinggalkan oleh Generasi Muda

Ini adalah beberapa hal yang mulai di tinggalkan oleh generasi muda suku dayak :

Generasi muda suku dayak banyak sudah tidak mengetahui membuat anyaman bambu untuk membuat tas, bakul, tempat nasi yang tersisa hanya kaum tua saja yang bisa melakukannya.
- Kaum muda dayak sudah kurang peduli dengan tari-tarian dayak yang mengetahui hanya kaum tua saja.
- Kaum muda dayak banyak tidak bisa membuat anyaman bambu yang biasa di kenal dengan “takalang” yang di gunakan oleh suku dayak ke hutan yang di panggul menggunakan kepala, yang membuatnya hanya kaum tua saja.
- Saat ada acara ritual suku dayak biasanya menggunakan budaya-budaya pantun dan bahasa khusus ritual tapi hal ini mulai tidak ada kaum muda dayak bisa melakukannya.
- Saat ritual yang awal hanya menggunakan “air fermentasi beras” untuk menambahkan stamina saat ritual namun sekarang mulai tergantikan dengan arak atau minuman keras yang biasaya di lakukan oleh kaum mudanya dan sekarang penggunaan air suling fermentasi beras sudah digantikan dengan arak yang memabukkan sehingga kadangkala ritual yang di lakukan berubah menjadi area mabuk-mabukan dan keonaran.
- Pemberian nama anak sudah di lakukan dengan nama-nama modern seperti Anita, Rofik, Febri dan lain-lain. Kaum muda dayak sudah malu memberikan nama anak yang menunjukkan identitas dayaknya seperti nama Tilung, Acun, Suhai, Nuam, Tuling, Muntin dan lain-lain. Padahal nama menunjukkan identitas suatu budaya.
- Budaya bertani padi sudah mulai di tinggalkan kaum muda padahal dahulu suku dayak mempunyai ketahanan pangan, mereka tidak pernah membeli beras. Kebutuhan pangannya/beras biasanya di penuhi dengan cara bercocok tanam padi hampir tidak ada lagi kaum muda dayak yang mampu bercocok tanam padi, yang melakukan tinggal segelintir kaum tua.
- Kaum muda dayak mulai tidak tertarik dengan praktek-praktek perdukunan yang pengobatan dengan mengunakan obat-obatan alami sehingga sangat jarang kaum muda yang menguasai ilmu-ilmu pengobatan dayak yang berdasarkan obat alami.

PENGARUH BUDAYA LUAR 

Pondasi utama masalah ini tentu saja adalah arus globalisasi yang tak bisa dibendung lagi. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja yang berdandan layaknya selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim, bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal jika ditilik kedalam akar budaya masyarakat Indonesia cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan. Tak ketinggalan pula gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan jati diri kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi hilang karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Tingkat autisme semakin meningkat dikarenakan perkembangan dari fitur-fitur handphone.


Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :

  1. Bersikap kritis dan hati-hati terhadap budaya asing.
  2. Meningkatkan pengetahuan dan teknologi yang disertai peningaktan iman dan takwa.
  3. Menumbuhkan rasa cinta terhadap daerah dan negara yang dilandasi nasionalisme yang kuat.
  4. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
  5. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
  6. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
  7. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
 

Komentar

Postingan Populer