Kewirausahaan
TOPIK I
SUMBER DAYA MANUSIA BAGI ORGANISASI KEWIRAUSAHAAN
1.1 Langkah-Langkah
dalam Penyediaan SDM
Untuk
menyediakan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahaan ketika
berbagai posisi menjadi terbuka atau lowong, seorang manajer hendaknya
mengikuti empat langkah dalam penyediaan sumber daya manusia, sebagai berikut
(Andoko, 2011):
1.
Perekrutan Perekrutan atau penarikan
tenaga kerja adalah langkah pertama didalam menyediakan sumber daya manusia
bagi organisasi kewirausahaan setiap kali terdapat posisi yang kosong.
Penarikan tenaga kerja adalah penyaringan dari calon sumber daya manusia yang
tersedia untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga
jumlah yang relatif sedikit calon karyawan darimana seseorang akhirnya akan
disewa. Agar efektif seorang wirausahawan harus mengetahui jabatan yang pada
akhirnya akan diisi oleh calon karyawan, dimana sumber daya potensial bisa
diperoleh, dan bagaimana hukum mempengaruhi usaha perekrutan.
2. Seleksi Seleksi adalah pemelihan individu
untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Proses seleksi
biasanya diwakili oleh serangkaian tahap melalui mana calon tenaga kerja yang
harus melewatinya untuk disewa. Tiap tahap yang berurutan mengurangi kelompok
total dari calon tenaga kerja sampai akhirnya individu bisa disewa.
3. Pelatihan Pelatihan adalah proses pengembangan
kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya akan membuat sumber daya
tersebut menjadi lebih produktif dan karenanya bisa menyumbang bagi pencapaian
tujuan organisasional. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan produktifitas
individu dalam organisasi.
4. Penilaian hasil kerja Langkah terakhir, penilaian
hasil kerja merupakan proses menelaah aktifitas produktif individu-individu di
masa lalu untuk mengevaluasi sumbangan yang mereka buat dalam mencapai tujuan
sistem manajemen. Penilaian hasil kerja juga merupakan aktifitas yang kontinyu
dan dipusatkan pada sumber daya manusia yang relatif baru maupun sudah mapan
dala organisasi kewirausahaan dengan tujuan memberikan umpan balik agar mereka
dapat lebih produktif. Kelemahan potensialnya adalah pertama individu-individu
yang terlibat dalam penilaian hasil kerja bisa memandang penilain tersebut sebagai
situs balas jasa-hukuman, kedua penekanan penilaian hasil kerja bisa menunda
penyelesaian kertas kerja bukannya mengkritik hasil kerja individu, ketiga menghasilkan
beberapa tipe reaksi negatif dari bawahan ketika pengevaluasi memberikan
komentar negatif.
1.2 Teknik
Pengembangan Keterampilan
Pendidikan
keterampilan merupakan salah satu bekal yang perlu diberikan kepada anak didik
sehingga menjadi sosok-sosok yang berkemampuan tinggi. Dengan keterampilan
inilah, peserta didik dipersiapkan dengan sebuah atau beberapa kemampuan yang
dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di masyarakat. Macam-macam pelatihan
keterampilan kewirausahaan tersebut antara lain (Saroni, 2012):
1. Keterampilan
berupa kerajinan
2. Keterampilan
industri makanan
3. Keterampilan
pembuatan obat-obatan ringan
4. Keterampilan
bidang kebutuhan rumah tangga
5. Keterampilan
perdagangan, seperti: perdagangan kecil, perdagangan besar
6. Keterampilan
berupa agrarian, seperti: pertanian, perkebunan, pertenakan, perikanan
7. Keterampilan berupa pemberian jasa,
seperti: perbengkelan, perbankan, asuransi, pergudangan, periklanan
Teknik
pengembangan keterampilan dalam program pelatihan dapat dibedakan menjadi dua
bagian. Berikut ini merupakan teknik pengembangan material dalam program
pelatihan:
·
Teknik dalam
jabatan untuk mengembangakan keterampilan (on th job techniques for
develoving skill).
·
Teknik ruang kelas
untuk mengembangkan keterampilan (classroom techniques for develoving skill)
termasuk berbagai tipe permainan manajemen (management games) dan
aktivitas prmainan peranan (role playing activities). Format paling umum
bagi permainan manajemen mmbutuhkan sekelompok kecil siswa latihan untuk
membuat dan kemudian mengevaluasi berbagai keputusan manajemen.
1.3 Motivasi dan
Bentuk-Bentuk Komunikasi
Motivasi
merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa
semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju
pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. (Sardiman, 1986)
Menurut
Maslow (1994), motivasi kerja seorang karyawan akan berpengaruh terhadap
kinerja yang dapat dicapai murni hanya timbul dari dalam diri seorang karyawan
(motivasi internal) ataukah motivasi berasal dari luar karyawan yang
bersangkutan (motivasi eksternal).
Motivasi
dapat dipandang sebagai bagian integral dari administrasi kepegawaian dalam
rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja dalam suatu
organisasi. Motivasi sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan
dan mengarahkan daya dan potensi tenaga kerja agar secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan sebagai
perangsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan potensi serta
daya kerja manusia tersebut kearah yang diinginkan. (Buchori, 2004)
Istilah
komunikasi dalam bahasa inggris “communication” berasal dari bahasa
latin “communicatio” dan perkataan ini bersumber pada kata “communis”.
Kata communis mengandung arti sama, maksudnya sama makna. Sedangkan bentuk dari
kata kerja “communicatio” adalah “communicare” yang artinya
bermusyawarah, berunding atau berdialog. Aliran informasi di suatu organisasi
dibagi menjadi dua dimensi, yaitu komunikasi secara internal dan
eksternal. Komunikasi internal adalah proses penyampaian pesan-pesan yang
berlangsung antar anggota organisasi, dapat berlangsung antara pimpinan dengan
bawahan, pimpinan dengan pimpinan, maupun bawahan dengan bawahan. Komunikasi
merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja suatu organisasi. Hal ini
dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas
terhadap kehidupan organisasi, misalnya konflik antar pegawai. Sebaliknya,
komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerjasama dan
kepuasan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Buchori,
Zainun. 2004. Manajemen dan Motivasi. Balai Aksara. Jakarta.
Andoko. 2011. “Penggunaan Campur Kode dalam Bahasa Politik Di acara Democrazy”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Andoko. 2011. “Penggunaan Campur Kode dalam Bahasa Politik Di acara Democrazy”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
A.M
Sardiman, (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta. Rajawali
Pers.
Saroni, Muhamad. 2012. Mendidik Dan Melatih Entrepreneur Muda. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Saroni, Muhamad. 2012. Mendidik Dan Melatih Entrepreneur Muda. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
TOPIK II
PERENCANAAN
ORGANISASI
2.1 Jenis-Jenis
Perencanaan
Aktivitas
perencanaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu perencanaan taktis dan
perencanaan strategis. Berikut penjelasan mengenai perencanaan taktis dan
perencanaan strategis (Wiratmo, 1994).
1. Perencanaan taktis
Perencanaan
taktis merupakan perencanaan jangka pendek yang menekankan pada operasi
berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan. Jangka pendek adalah kurun
waktu ke depan yang berkisar satu tahun atau kurang. Wirausahawan menggunakan
perencanaan taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagai
bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun
atau kurang.
2. Perencanaan
Strategis
Strategi
merupakan sbagai suatu rencana luas dan umym ang dikembangkan untuk mencapai
tujuan organisasional jangka panjang. Perencanaan strategis merupakan
perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan.
Wirausahawan memandang organisasi sebagai suatu unit total dan memutuskan apa
yang hendak dilakukannya dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi.
Jangka panjang didefinisikan sebagai periode waktu antara 3 tahun sampai 5
tahun. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa
yang akan dilakukan oleh organisasi agar berhasil dan kurun waktu 3 tahun
sampai 5 tahun mendatang.
2.2 Perencanaan dan Tingkat Manajemen
Perencanaan
dilihat dari jenjang manajemen dapat di bagi menjadi 3 tingkat perencanaan
yaitu sebagai berikut Sigit, (2003):
·
Perencanaan
tingkat atas (top level) perencanaan pada tingkat ini dilakukan oleh manajemen
puncak,berupa perencanaan perencanaan kebijakan (policy planning) . perencanaan
tingkat atas lebih ditekankan pada tujuan jangka panjang dari perusahaan.
·
Perencanaan
tingkat menengah (middle level) perencanaan pada tingkat ini di lakukan oleh
manajemen tingkat menengah,,perencanaan berupa perencanaan program (program
planning),perencenaan ini bersifat administratif maksudnya perencanaan
menyangkut cara-cara menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan itu dapat
dilaksanakan.
·
Perencenaan
tingkat bawah (low level) perencenaan ini berupa perencanaan operasional serta
perencenaan ini lebih memfokuskan untuk menghasilkan sehingga perencanaanya
mengarah pada pelaksanaanya atau operasional.
Unsur-unsur
perencanaan (Sigit, 2003) :
1. Prosedur- Urutan-urutan pelaksanaan yang akan dilalui dan harus diikuti oleh karyawan atau orang yang melaksanakan suatu kegiatan atau tindakan dalam mencapai tujuan.
2. Politik- Merupakan peraturan-peraturan yang digariskan bagi tindakan-tindakan organisasi yang di hubungkan dengan tujuan yang akan dicapai.
3. Tujuan-menerangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan yang di lakukan. Tujuan ini dapat matrial maupun bersifat moral.
4. Budget-Ikhtisar dari masukan yang di harapkan akan diperoleh yang dikaitkan dengan output yang di keluarkan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
5. Program- Serangkaian tindakan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang terdiri atas penggabungan dari politik, prosedur dan budget.
1. Prosedur- Urutan-urutan pelaksanaan yang akan dilalui dan harus diikuti oleh karyawan atau orang yang melaksanakan suatu kegiatan atau tindakan dalam mencapai tujuan.
2. Politik- Merupakan peraturan-peraturan yang digariskan bagi tindakan-tindakan organisasi yang di hubungkan dengan tujuan yang akan dicapai.
3. Tujuan-menerangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan yang di lakukan. Tujuan ini dapat matrial maupun bersifat moral.
4. Budget-Ikhtisar dari masukan yang di harapkan akan diperoleh yang dikaitkan dengan output yang di keluarkan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
5. Program- Serangkaian tindakan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang terdiri atas penggabungan dari politik, prosedur dan budget.
Perencanaan
merupakan proses menentukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya.
Perencanaan merupakan proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Dalam istilah yang resmi, perencanaan
didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari program tindakan yang
ditujukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dengan proses
analisa, evaluasi, seleksi diantara kesempatan-kesempatan yang diprediksi terlebihi
dahulu. Tujuan perencanaan adalah perlindungan dan kesepakatan. Perlindungan
dapat diartikan meminimasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar
kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang
berhubungan. Kesepakatan dapat diartikan untuk meningkatkan tingkat
keberhasilan organisasional. Selain itu, tujuan perencanaan adalah membentuk
usaha terkoordinasi dan timbulnya ketidakefisienan (Wiratmo, 1994).
Manajemen
puncak dari suatu
organisasi mempunyai tanggung jawab utama untuk melihat apakah perencanaan
sudah dilaksanakan atau belum serta membuat perencanaan jangka panjang. Manajemen
tingkat bawah mempunyai tanggung jawab untuk kegiatan operasinal
dari organisasi, mempunyai waktu yang lebih sedikit dalam proses perencanaan
dibandingkan dengan manajemen tingkat atas, serta membuat perencanaan jangka
pendek. Manajemen menengah menggunakan waktu yang lebih
banyak dibanding dengan manajer tingkat bawah, tetapi lebih sedikit dibanding
dengan manajemen tingkat atas dan membuat perencanaan jangka yang agak panjang
(Wiratmo, 1994).
Langkah-langkah
dalam proses perencanaan terdapat enam langkah. Langkah-langkah dalam proses
perencanaan adalah sebagai berikut (Wiratmo, 1994).
1. Menyatakan tujuan organisasi
2. Memfungsikan rencana-rencana ke dalan
tindakan-tindakan
3. Mengembangkan premis yang menjadi dasar alternatif
4. Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
5. Pengembangan rencana berdasarkan altrnatif yang
dipilih
6. Memilih berbagai cara alternatif untuk mencapai tujuan
sekali
2.3 Pendekatan dalam Perencanaan
Tiga
pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksanakan fungsi perencanaan adalah
pendekatan probabilitas tinggi, pendekatan maksimasi, dan pendekatan adaptasi.
Berikut merupakan penjelasan untuk masing-masing pendekatan (Wiratmo, 1994).
1. Pendekatan
Probababilitas Tinggi
Pendekatan
probabilitas tinggi perencanaan didasarkan pada filsafat bahwa seharusnya
terdapat probabilitas tinggi bahwa organisasi bisa mencapai keberhasilan.
Perencana menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang ditujukan langsung
untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bisan diterima. Keuntungan pendekatan
probabilitas tinggi adalah menghasilkan rencana yang sangan tepat, sehingga
perencana hanya memusatkan pada penemuan cara yang praktis untuk tingkat
keberhasilan yang diinginkan. Kerugian pendekatan probabilitas tinggi adalah
tidak mendorong rencana-rencana yang kreatif.
2. Pendekatan
Maksimasi
Pendekatan
maksimasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi hendaknya mencapai
keberhasilan sebesar mungkin. Perencana tidak puas dengan karakteristik tingkat
keberhasilan yang bisa diterima dari pendekatan probabilitas tinggi, tetapi
menekankan pada maksimasi keberhasilan. Keuntungan pendekatan maksimasi adalah
pendekatan secara kontinu menekankan pada pencapaian keuntungan potensial penuh
dari organisasi dan menggunakan teknik kuantitatif yang canggih untuk
mengembangkan rencana-rencana. Kerugian pendekatan maksimasi adalah pendekatan
ini biasanya memperlakukan komponen organisasi sebagai sepenuhnya bisa
dikuantitatifikasi dan diprediksi, bahkan beberapa aspek organisasi, seperti
perilaku manusia, tidak bisa diramalkan, dan dikuantifikasi.
3. Pendekatan
Adaptasi
Pendekatan
adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan pada usaha
membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri dengan variabel
eksternal atau internal. Perencana yang menggunakan pendekatan ini melihat
perubahan organisasional sebagai tidak bisa dihindari, memusatkan diri pada
antisipasi perubahan masa depan, dan menentukan melalui analisa organisasional
serta memodifikasi organisasi ketika tiba saat untuk berubah. Keuntungan
pendekatan adaptasi adalah pendekatan ini difokuskan pada lingkungan eksternal
dan lingkungan internal dari organisasi untuk memprediksi perubahan
organisasional. Kerugian pendekatan adaptasi adalah penekanan yang kurang pada
tujuan organisasi dibandingkan dengan pendekatan probabilitas tinggi dan
pendekatan adaptasi serta kemungkinan bahwa analisa organisasi dan perubahan
yang dihasilkan lebih merupakan akhir dari perencanaan daripada sebagai alat
mencapai keberhasilan.
2.4 Alat-Alat Perencanaan
Alat-alat
perencanaan merupakan teknik yang dapat digunakan oleh wirausahawan untuk
membantu mengembangkan rencana-rencana. Berikut merupakan alat-alat perencanaan
(Wiratmo, 1994).
1. Peramalan
(Forecasting)
Peramalan
merupakan teknik prediksi terjadnya lingkungan masa depan yang akan
mempengaruhi operasi organisasi. Arti penting dari peramalan terletak pada
kemampuannya untuk membanty wirausahawan mengerti dengan lebih baik perbaikan
masa depan dari lingkungan organisasional yang pada gilirannya membantu
wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
2. Metode
Analisa Runtun Waktu (Time Series Analysis Method)
Metode
analisa runtun waktu memprediksi penjualan di masa mendatang dengan mnganalisa
hubungan historis antara waktu dan penjualan. Informasi menunjukkan hubungan
antara waktu dan penjualan biasanya disajikan dalam bentuk grafik. Penyajian
dengan menunjukkan kecenderungan di masa lalu dapat digunakan untuk meramalkan
penjualan di masa yang akan datang.
3. Penjadwalan
(Scheduling)
Penjadwalan
merupakan proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan organsasi. Daftar aktivitas tersebut merupakan bagian
integral dari rencana organisasional. Peta gannt dan analisanetwork merupakan
teknik penjadwalan.
a.
Peta Gannt
Peta gannt merupakan
peralatan penjadwalan yang dikembangkan oleh Henry L. Gannt. Peta ini pada
dasarnya merupakan diagram balok dengan waktu pada sumbu horizontal dan sumber
daya yang dijadwalkan berada pada sumbu vertikal.
b.
PERT (Program
Evaluation and Review Technique)
PERT
merupakan jaringan aktivitas proyek yang menunjukkan estimasi waktu yang
diperlukan dalam proyek maupun hubungan berangkai aktivitas-aktivitas yang
harus diikuti untuk menyelesaikan proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
DAFTAR PUSTAKA
Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Sigit,
Soehardi. 2003. Esensi Perilaku Organisasi. Penerbit Lukman Offset,
Yogyakarta.
TOPIK III
PENGORGANISASIAN
3.1 Teori Organisasi
Rancangan
organisasi merupakan petunjuk formal dan eksplisit yang dimiliki oleh seorang
pengusaha untuk anggota-anggota organisasi sehubungan dngan apa yang diharapkan
dari mereka. Struktur organisasi merupakan pekerjaan para anggota serta
masing-masing komunikasi dan hubungan ang dimilikinya. Hubungan-hubungan ini
digambarkan dalam sebuah grafik organisasi (Hisrich, 2004).
3.2 Departementalisasi,
Rentang Manajemen, Hubungan Scalar
Metode
pembentukan hubungan formal diantara sumber daya yang paling umum adalah dengan
mmbentuk departemn-departemen. departemen adalah suatu kelompok sumber daya
yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan beberapa tugas organisasional.
Proses pembentukan departemen dalam sistem manajemen disebut departemenlisasi.
Penciptaan departemen berdasarkan pada faktor situassional, seperti
fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat, daerah yang diliput,
sasaran konsumen, serta proses yang dirancang untuk pembuatan produk (Wiratmo,
1994).
Rentang
manajemen merupakan pertimbangan utama ketiga dari suatu usaha
pengorganisasian. Rentang manajemen menunjuk pada jumlah individu yang diawasi
oleh wirausahawan. Semakin banyak individu yang diawasi oleh wirausahawan,
semakin besar rentang manajemen. Sebaliknya, semakin sedikit individu yang
diawasi oleh wirausahawan, semakin kecil rentang manajemen. Rentang manajemen
disebut dengan rentang kekuasaan, rentang pengawasan, rentang supervisi, dan
rentang tanggung jawab (Wiratmo, 1994).
Pertimbangan
utama keempat dari suatu usaha pengorganisasian adalah hubungan skalar.
Hubungan skalar menunjukkan para rantai komando. Organisasi kewirausahaan
terbangun atas premis bahwa individu pada posisi atas memiliki kekuasaan paling
besar dan derajat kekuasaan individu semakin berkuran menurut posisi relatif
individu pada bagan organisasi. Semakin rendah posisi relatif individu pada
bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan yang dimiliki (Wiratmo, 1994).
3.3 Pengorganisasian
Aktivitas Individu
Tanggung
jawab merupakan metode penyaluran aktivitas individu dalam organisasi yang
paling mendasar. Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan
aktivitas yang dibebankan. Karena tanggung jawab merupakan suatu kewajiban yang
diterima oleh seseorang, tanggung jawab tersebut tidak bisa didelegasikan
kepada bawahan. Tiga biadang yang berkaitan dengan tanggung jawaab adalah
pembagian aktivitas kerja, menegaaskan aktivitas kerja dari manajemen, dan
bertanggungjawab (Wiratmo, 1994).
Wewenang
merupakan hak untuk melaksanakan atau memerintah. Wewenang memungkinkan
pemegangnya bertindak dengan cara tertentu dan mempengaruhi secara langsung
tindakan dari orang lain melalui perintah yang dikeluarkannya. Tiga tipe utama
wewenang bisa mempunyai keberadaan dalam organisasi adalah wewenang lini,
wewenang staf, dan wewenang fungsional (Wiratmo, 1994).
Perbedaan
menyolok yang ada pada sejumlah aktivitas kerja relatif dan jumlah wewenang
relatif uang didelegasikan kepada bawahan dari satu organisasi dan organisasi lainnya.
Istilah sentralisasi dan desentralisasi menguraikan tingkatan umum dimana
pendelegasian ada dalam suatu organisasi. Istilah tersebut dapat
divisualisasikan pada ujung yang berlawanan dari rangkaian kesatuan (Wiratmo,
1994).
3.4 Pengembangan
Organisasi
Tujuan
organisasi adalah target ke arah mana sistem manajemen terbuka diarahkan. Jika
sebuah organisasi mencapai tujuannya, organisasi tersebut secara serentak
mencapai maksudnya dan karenanya membenarkan alasan bagi keberadaanya. Tujuan
organisasi bisnis adalah sebagai berikut (Wiratmo, 1994).
1. Keuntungan
merupakan kekuatan motivasi bagi wirausahawan.
2. Pelayanan
pada pelanggan dengan penyediaan nilai ekonomi yang dibutuhkan (barang atau
jasa) membenarkan keberadaan dari organisasi bisnis.
3. Tanggung
jawab sosial bagi wirausahawan sesuai dengan kode etik dan moral yang dibuat
oleh masyarakat dimana industri tersebut bertempat.
Tujuan
organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi garis pedoman bagi
tindakan-tindakan pada bidang seperti (Wiratmo, 1994).
1. Pembuatan
keputusan
2. Efisiensi
organisasi
3. Konsistensi
organisasi
4. Evaluasi
kinerja
KESIMPULAN
1.
Pendidikan
keterampilan merupakan salah satu bekal yang perlu diberikan kepada anak didik
sehingga menjadi sosok-sosok yang berkemampuan tinggi. Langkah-langkah
dalam penyediaan SDM adalah analisis beberapa faktor penyebab perubahan
kebutuhan sumber daya manusia, peramalan kebutuhan sumber daya manusia,
penentuan kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang, analisis
ketersediaan (supply) sumber daya manusia dan kemampuan perusahaan,
dan penentuan dan implementasi program. Gibson (1996) menyatakan
bahwa motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan
dorongan-dorongan yang timbul pada atau dalam diri seorang individu yang
kemudian menggerakkan dan mengarahkan perilakunya.
2. Tiga
pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksanakan fungsi perencanaan adalah
pendekatan probabilitas tinggi, pendekatan maksimasi, dan pendekatan adaptasi.
Alat-alat perencanaan berupa peramalan, metode analisa runtun waktu, dan
penjadwalan.
Aktivitas
perencanaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu perencanaan taktis dan
perencanaan strategis. Berikut penjelasan mengenai perencanaan taktis dan
perencanaan strategis.
3.
Jika sebuah organisasi mencapai tujuannya, organisasi tersebut secara serentak
mencapai maksudnya dan karenanya membenarkan alasan bagi keberadaanya. Tujuan
organisasi memberi wirausahawan dan anggota organisasi garis pedoman bagi
tindakan-tindakan pada bidang, seperti pembuatan keputusan, efisiensi
organisasi, konsistensi organisasi, dan evaluasi kinerja. Pertimbangan-pertingan
utama dari suatu pengorganisasian adalah departemenlisasi, rentang manajemen,
dan hubungan scalar. Tujuan organisasi adalah target ke arah mana sistem
manajemen terbuka diarahkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Buchori, Zainun. 2004. Manajemen dan Motivasi. Balai
Aksara. Jakarta.
Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H.
Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih
Bahasa Nunuk Adiarni). Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta.
Hariandja,
Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai.
Jakarta: PT Widiasarana Indonesia
Hisrich,
Robert dkk. 2004. Entrepreneurship Kewirausahaan.
Jakarta: Salemba Empat
Maslow, A. 1994. Motivasi dan Kepribadian, Terjemahan.
Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Saroni, Muhamad. 2012. Mendidik Dan Melatih Entrepreneur
Muda. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Wiratmo,
Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Komentar
Posting Komentar